KLIPING
TUGAS SENIBUDAYA
Bab TEATER
Tahun Pelajaran 2011 / 2012
Oleh :
Candra Dwi Prastyo
(07)
Kelas
: XI IPA 3
SMA NEGERI
10 SEMARANG
2011
Wayang golek
Wayang adalah bentuk teater rakyat yang
sangat popular. Orang sering menghubungkan kata “wayang” dengan ”bayang”,
karena dilihat dari pertunjukan wayang kulit yang memakai
layar, dimana muncul bayangan-bayangan. Di Jawa Barat, selain wayang
kulit, yang paling populer adalah wayang golek. Berkenaan dengan wayang golek,
ada dua macam diantaranya wayang golek papak (cepak) dan wayang golek purwa
yang ada di daerah Sunda. Kecuali wayang wong, dari semua wayang itu dimainkan
oleh seorang dalang sebagai pemimpin pertunjukan yang sekaligus menyanyikan
suluk, menyuarakan antawacana, mengatur gamelan mengatur lagu dan lain-lain .
Sebagaimana alur cerita
pewayangan umumnya, dalam pertunjukan wayang golek juga biasanya memiliki
lakon-lakon baik galur maupun carangan yang bersumber dari cerita Ramayana dan Mahabarata dengan menggunakan bahasa Sunda dengan iringan gamelan
Sunda (salendro),
yang terdiri atas dua buah saron, sebuah peking,
sebuah selentem, satu perangkat boning, satu perangkat boning
rincik, satu
perangkat kenong, sepasang gong
(kempul dan goong), ditambah dengan seperangkat kendang (sebuah kendang Indung dan tiga
buah kulanter), gambang dan rebab.Sejak 1920-an, selama pertunjukan wayang golek diiringi oleh sinden. Popularitas sinden pada masa-masa itu sangat tinggi sehingga mengalahkan popularitas dalang wayang golek itu sendiri, terutama ketika zamannya Upit Sarimanah dan Titim Patimah sekitar tahun 1960-an.
Dalam pertunjukan wayang golek, lakon yang biasa dipertunjukan adalah lakon carangan. Hanya kadang-kadang saja dipertunjukan lakon galur. Hal ini seakan menjadi ukuran kepandaian para dalang menciptakan lakon carangan yang bagus dan menarik. Beberapa dalang wayang golek yang terkenal diantaranya Tarkim, R.U. Partasuanda, Abeng Sunarya, Entah Tirayana, Apek, Asep Sunandar Sunarya, Cecep Supriadi dll.
Pola pengadegan wayang golek adalah sebagai berikut; 1) Tatalu, dalang dan sinden naik panggung, gending jejer/kawit, murwa, nyandra, suluk/kakawen, dan biantara; 2) Babak unjal, paseban, dan bebegalan; 3) Nagara sejen; 4) Patepah; 5) Perang gagal; 6) Panakawan/goro-goro; 7) Perang kembang; 8) Perang raket; dan 9) Tutug.
Salah satu fungsi wayang dalam masyarakat adalah ngaruat, yaitu membersihkan dari kecelakaan (marabahaya). Beberapa orang yang diruwat (sukerta), antara lain: 1) Wunggal (anak tunggal); 2) Nanggung Bugang (seorang adik yang kakaknya meninggal dunia); 3) Suramba (empat orang putra); 4) Surambi (empat orang putri); 5) Pandawa (lima putra); 6) Pandawi (lima putri); 7) Talaga Tanggal Kausak (seorang putra dihapit putri); 8) Samudra hapit sindang (seorang putri dihapit dua orang putra), dan sebagainya.
Wayang golek saat ini lebih dominan sebagai seni pertunjukan rakyat, yang memiliki fungsi yang relevan dengan kebutuhan-kebutuhan masyarakat lingkungannya, baik kebutuhan spiritual maupun material. Hal demikian dapat kita lihat dari beberapa kegiatan di masyarakat misalnya ketika ada perayaan, baik hajatan (pesta kenduri) dalam rangka khitanan, pernikahan dan lain-lain adakalanya diriingi dengan pertunjukan wayang golek.
Berikut adalah contoh-contoh wayang golek:
Ketoprak
Ketoprak (bahasa Jawa: kethoprak)
adalah sejenis seni pentas yang berasal
dari Jawa. Dalam sebuah pentasan ketoprak, sandiwara yang diselingi dengan lagu-lagu Jawa, yang diiringi
dengan gamelan disajikan.
Tema cerita dalam sebuah pertunjukan
ketoprak bermacam-macam. Biasanya diambil dari cerita legenda atau sejarah Jawa. Banyak pula diambil cerita dari luar
negeri. Tetapi tema cerita tidak pernah diambil dari repertoar cerita epos (wiracarita): Ramayana dan Mahabharata. Sebab nanti
pertunjukkan bukan ketoprak lagi melainkan menjadi pertunjukan wayang orang.
Beberapa gambar
pertunjukan ketoprak
Wayang kulit
Wayang kulit adalah seni
tradisional Indonesia yang terutama berkembang di Jawa. Wayang berasal dari
kata Ma Hyang artinya menuju kepada yang maha esa, . Wayang kulit dimainkan
oleh seorang dalang yang juga menjadi narator dialog
tokoh-tokoh wayang, dengan diiringi oleh musik gamelan yang dimainkan sekelompok nayaga dan tembang yang dinyanyikan oleh para pesinden. Dalang memainkan wayang kulit di balik kelir, yaitu layar yang terbuat dari kain putih, sementara di
belakangnya disorotkan lampu listrik atau lampu minyak (blencong), sehingga para penonton yang berada di sisi lain dari
layar dapat melihat bayangan wayang yang jatuh ke kelir. Untuk dapat memahami
cerita wayang(lakon), penonton harus memiliki pengetahuan
akan tokoh-tokoh wayang yang bayangannya tampil di layar.
Secara umum
wayang mengambil cerita dari naskah Mahabharata dan Ramayana, tetapi tak dibatasi hanya dengan pakem (standard) tersebut, ki dalang bisa juga memainkan lakon
carangan (gubahan). Beberapa cerita diambil dari cerita Panji.
Pertunjukan
wayang kulit telah diakui oleh UNESCO pada tanggal 7 November 2003, sebagai karya kebudayaan
yang mengagumkan dalam bidang cerita narasi dan warisan yang indah dan berharga
( Masterpiece of Oral and Intangible
Heritage of Humanity ). Wayang kulit lebih populer di Jawa bagian tengah dan timur, sedangkan wayang golek lebih sering
dimainkan di
Jawa Barat
Wayang orang
Wayang orang disebut juga
dengan istilah wayang wong (bahasa Jawa) adalah wayang yang dimainkan dengan menggunakan orang sebagai tokoh
dalam cerita wayang tersebut.
Sesuai dengan
nama sebutannya, wayang tersebut tidak lagi dipergelarkan dengan memainkan
boneka-boneka wayang (wayang kulit yang biasanya
terbuat dari bahan kulit kerbau ataupun yang lain), akan tetapi menampilkan
manusia-manusia sebagai pengganti boneka-boneka wayang tersebut. Mereka memakai
pakaian sama seperti hiasan-hiasan yang dipakai pada wayang kulit. Supaya
bentuk muka atau bangun muka mereka menyerupai wayang kulit (kalau dilihat dari
samping), sering kali pemain wayang orang ini diubah/ dihias mukanya dengan
tambahan gambar atau lukisan.
Pertunjukkan
wayang orang yang masih ada saat ini, salah satunya adalah wayang orang Barata
(di kawasan Pasar Senen, Jakarta), Taman
Mini Indonesia Indah, Taman Sriwedari Solo, dan lain-lain.